Translate

Sabtu, Desember 02, 2023

Betah di Paris

Sudut - sudut Kota Paris yang Indah

By: Benediktus Beben


Hari ke 2 di Paris, kami berdua pamit dari wisma Kedutaan dan nginap di salah satu hotel di sudut kota Paris karena hari ini, ponakan kami yang kerja di Oslo Norwegia mau datang berkunjung. 

Sambil menunggu ponakan datang, hari ini kami berkunjung ke rumah seorang sahabat yang tinggal di Paris. Senang sekali bisa berkunjung ke keluarga Batty, sahabat kami yang baik hati. Kami diterima dengan sangat baik di rumahnya yang nyaman dan makan siang bersama. 

Setelah makan siang, kami diajak berkeliling di sekitar rumah mereka, melihat - lihat pemandangan dari pinggiran sungai Seine dengan dedaunan yang mulai menguning di awal musim gugur. Sungguh pemandangan yang indah buat kami sih.. Bagi keluarga ini sih mungkin biasa-biasa saja ya wkwkw..

Sungai Seine  adalah sebuah sungai utama di Prancis bagian barat laut. Sungai ini merupakan salah satu jalur lalu lintas air komersial dan juga menjadi sebuah tujuan wisata, khususnya bagian yang terletak dalam kota Paris. Namanya berasal dari kata Sequanus yang diyakini sebagian orang berkaitan dengan nama Gaelik yang dianggap berasal dari pendatang Celtic awal.

Sungai ini mengalir sejauh 776 km (482 mil) melalui Perancis dan masuk ke Selat Inggris di Le Havre dan Honfleur (Belgia). Sumbernya adalah di wilayah Prancis Burgundy, dan mulutnya adalah Selat Inggris. 


Sungai ini membelah kota Paris menjadi dua bagian yang dalam bahasa Prancis disebut dengan istilah la rive droite ("tepi kanan") dan la rive gauche ("tepi kiri"). Yang dimaksud dengan tepi kanan adalah Paris Utara dan tepi kiri adalah Paris Selatan. 

Di Paris, tepian Sungai Seine dihubungkan oleh total 37 jembatan, termasuk Pont de l'Alma dekat Menara Eiffel , Pont des Arts, dan Pont Neuf .Sejak 1991, Seine telah menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO, yang berarti bahwa ia menikmati perlindungan hukum dan pengakuan sebagai situs alam dan budaya yang penting.


Ketika Kami berjalan di sebuah jembatan di atas Sungai Seine, kami melihat banyak kapal tertrambat di sepanjang sungai yang kami lewati, dan Rupanya, kapal-kapal itu  menjadi tempat tinggal beberapa warga Paris dengan alasan tertentu. Dari jembatan ini juga, tampak di kejauhan 'Eiffel Tower' ikon yang sangat terkenal kota Paris.


Setelah menghabiskan waktu bersama keluarga Batty, kami pamit pulang naik metro dan kembali ke hotel tempat kami menginap. Terima kasih Mei dan keluarga sudah menerima kami dengan hangat. 


Menjelang sore hari, Christina ponakan tercinta kami, nyampe juga. Setelah bongkar koper dan istirahat sejenak, kamipun keluar untuk mencari makan malam.



Keesokan harinya, kami berjalan keluar dari penginapan menyusuri jalanan kota Paris yang masih sepi menuju stasiun La Defense untuk naik metro menjemput sahabat kami Pak Valen, bu Milda dan Bli Putu yang masih menginap di wisma kedutaan. 


Sepanjang perjalanan penuh cerita melepas kangen sama ponakan tercinta. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami mampir di sebuah Cafe untuk ngopi dan sarapan pagi lalu jalan kaki lagi sampai ke kawasan la Defense.

Setelah bergabung dengan sahabat kami, kami ber 6 naik lagi metro mau ngubek lagi Menara Eiffel. Kami belum puas memandang menara ini. Kami ingin melihat juga Menara eiffel di hari yang cerah dan di suasana malam.

Karena masih siang, Kami membeli tiket kapal untuk  menyusuri Sungai Seine. Dari atas Kapal ini, bisa melihat bangunan - bangunan bersejarah yang dilewati saat menyusuri Sungai Seine ini. Kami bisa berhenti dimanapun di tempat yang ingin dikunjungi. Penumpang bisa naik turun di setiap dermaga. 

Kamipun turun di dermaga Menara Eiffel dan foto-foto di sekitar sini lalu berjalan ke arah belakang menara Eiffel, menyususuri jalanan dengan pemandangan rumah-rumah khas Perancis yang asri hingga sampai di sebuah rumah makan asia. 

Setelah makan siang, Kamipun jalan lagi ke arah dermaga sungai Seine untuk naik kapal lagi sambil menunggu matahari tenggelam sehingga bisa melihat menara Eiffel bermandikan cahaya. 

Matahari mulai tenggelam dan lampu - lampu jalanan mulai dinyalakan ketika kami sudah sekitar 1 jam di atas kapal.Suasana di sepanjang sungai berubah penuh warna lampu termasuk menara Eiffel yang mulai bermandikan cahaya.

Wow indahnya pemandangan di waktu malam.Saat kami turun di dermaga Menara Eiffel, sudah banyak turis yang berebut foto di sini. Dengan antusias, kamipun tak mau ketinggalan mengabadikan moment ini dengan foto di setiap sudut Eiffel. Hari ini puas banget wisata di Eiffel dari siang sampai malam.


Keesokan harinya, kami hanya jalan ber 3 saja karena hari ini Christina mau ngubek kuliner Paris, jadi kami meninggalkan sahabat kami Pak Valen, bu Milda dan Bli Putu di wisma kedutaan. Rencananya, mereka akan jalan sendiri juga diantar staff kedutaan.

Kami jalan kaki menyusuri jalanan kota Paris menuju sebuah tempat bernama LV Foundation atau Fondation d'entreprise Louis-Vuitton. Bangunan ini dibangun pada tahun 2006 yang dirancang oleh arsitek Frank Gehry, merupakan museum seni dan pusat budaya yang disponsori oleh grup LVMH dan anak perusahaannya. Museum seni dibuka pada Oktober 2014. 


Anda mungkin kenal atau pernah mendengar tentang seseorang atau sebuah nerk terkenal bernama Louis Vuitton atau yang sering disingkat sebagai LV yang sekarangmerupakan sebuah perusahaan yang menyediakan barang mewah untuk produk-produk fashion. Logonya juga sudah terkenal banget, bahkan nggak jarang dibuat tiruannya dengan harga yang jauh lebih murah.


Louis Vuitton memproduksi barang-barang mode berkualitas tinggi seperti pakaian, perhiasan, kacamata hitam, sepatu, jam tangan, dan aksesori lainnya. Dari tahun 2006 sampai 2012, selama enam tahun berturut-turut, brand ini disebut-sebut sebagai merek barang mewah dengan nilai paling tinggi di dunia. Saat ini, merek ini sudah tersebar di 50 negara dan memiliki lebih dari 460 outlet di seluruh dunia. wooow mengagumkan ya..


Tempat yang akan kami tuju hari ini diantaranya Galerie Lafayette, sebuah pusat perbelanjaan terkenal di kota Paris. Sambil jalan, kami menemukan sebuah pasar di kaki lima yang cukup semarak hingga kami tergoda untuk mampir.  


Penjual bunga, sayur dan buah juga berbagai kuliner dijajakan di sana, tentu saja kami tak tahan buat menikmati jajanan lokal itu.. hmmm nikmat makan sepiring Paela Perancis...



Sebelum ke Galeri Lafayette, Kami mampir dulu sekedar buat foto-foto di Gerbang kemenangan dan juga Gedung opera. 


Cerita sedikit tentang Galerie Lafayette ya tempat dimana kami berkunjung..Sejarah Bermula ketika tahun 1895,  Théophile Bader dan sepupunya yang bernama Alphonse Kahn mendirikan sebuah toko di sudut Rue La Fayette dan Rue de la Chaussée d’Antin, Paris. Lokasinya cukup strategis dan dekat dengan stasiun kereta Saint-Lazare yang terkenal, sehingga menjadikan toko ini selalu ramai dengan pengunjung. 

Tahun-tahun berikutnya, Galeries Lafayette mulai diperluas ke bangunan-bangunan disekitarnya hingga sekarang luasnya 70.000 meter persegi dan  menyediakan lebih dari 3.500 bermerek ternama (branded). Misalnya, koleksi tas ternama bermerek Chloe, Coach, Prada, Louis Vuitton dan Longchamp. Toko yang megah ini terdiri dari tiga bangunan yaitu: Bangunan utama, Lafayette Coupole, dan Rumah Koleksi Desainer.

Selain menyediakan koleksi fashion ternama, juga banyak restoran yang dibuka di sini. Nah kalau mampir ke sini jangan lupa naik ke lantai paling atas menikmati pemandangan kota Paris yang menakjubkan.


Dari Galeries Lafayette, kami lanjut jalan mencari salah satu toko kue kuno bernama Poilane yang berada di 49 boulevard de Grenelle, 75015 Paris Prancis. Tempatnya sih kelihatannya biasa saja tapi kue2 nya terutama Croissant nya sangat terkenal buat para pencinta kue. 


Kami melanjutkan perjalanan mengunjungi beberapa toko kue dan mampir lagi ke Museum Louvre, Montmartre dan terakhir sambil pulang mampir ke Moulin Rouge.


Moulin Rouge yang berarti 'Kincir Merah' merupakan sebuah bangunan pertunjukan kabaret di Paris, Prancis. Bangunan aslinya terbakar pada 1915, didirikan bersama pada 1889 oleh Charles Zidler dan Joseph Oller, juga pemilik Paris Olympia. 

Dekat dengan Montmartre di distrik Pigalle. ditandai dengan kincir angin berwarna merah di atapnya. Stasiun métro terdekatnya adalah Blanche. Moulin Rouge paling dikenal sebagai tempat kelahiran tarian can-can. Sekarang, Moulin Rouge menjadi lokawisata, yang menawarkan hiburan tari musik bagi pengunjung dari seluruh dunia. Dekorasi bangunan tersebut masih mengandung banyak romansa fin de siècle Prancis.

Hari sudah larut malam, kamipun meninggalkan semarak dan hiruk pikuk nya suasana di Moulin Rouge dan pulang naik metro..

Malam terakhir di kota Paris yang romantis, kami bisa istirahat dengan lelap sebelum pulang dan kembali ke tanah air. Terima kasih Paris sudah menerima kami dengan baik. Rasa kangen terobati sudah..


Au Revoir Paris

Sekian cerita perjalanan kami di Paris

Terima kasih sudah mengikuti perjalanan kami.

Jangan lupa follow channel kami JEJAK BEN

Au revoir Paris

merci pour toute votre gentillesse